Dua ayat di atas sering dijadikan sebagai acuan bagi penganut pahan pluralisme atau liberal bahwa semua agama sebetulnya sama, baik Islam, Kristen, maupun Yahudi, selama mereka percaya kepada Allah, dan berbuat baik, maka Allah akan menerima amal ibadah mereka dan akan memberikan balasan yang baik.
Quran - The Perfect Harmony :: In The Name Of Allah, The Beneficent, The Merciful
Halaman Depan | Klik Disini Untuk Lihat Artikel Lainnya | Click here for English Version
Sunday, March 25, 2012
Al-Qur'an : Dukungan Terhadap Toleransi Serta Penolakan Terhadap Pluralisme dan Liberalisme
Dua ayat di atas sering dijadikan sebagai acuan bagi penganut pahan pluralisme atau liberal bahwa semua agama sebetulnya sama, baik Islam, Kristen, maupun Yahudi, selama mereka percaya kepada Allah, dan berbuat baik, maka Allah akan menerima amal ibadah mereka dan akan memberikan balasan yang baik.
"Kami" Sebagai Kata Ganti Allah Dalam Al-Qur'an, Apakah Allah Itu Lebih Dari Satu ?
Di dalam Al-Qur'an,
Allah menggunakan kata "Kami" dan "Aku" sebagai kata ganti orang
pertama yang mengacu kepada Allah sendiri. Mungkin kita bertanya-tanya,
atau mungkin kita pernah mendengar orang mempertanyakan, "Mengapa Allah
menggunakan kata 'Kami' yang berarti jamak atau lebih dari satu?",
bahkan mungkin ada yang mengatakan "berarti itu menunjukkan Allah lebih
dari satu".
Jawaban yang paling populer adalah, "Ketika Allah menggunakan kata 'Kami', itu berarti pada saat itu Allah melibatkan pihak lain, contohnya melibatkan malaikat Jibril. Dan jika menggunakan kata 'Aku' berarti dalam aktivitasnya merupakan hak prerogatif Allah".
Akan tetapi, bagaimana dengan surah Al-Baqarah ayat 34 yang berbunyi : "dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat ..." atau di surah Al-Baqarah ayat 52 yang mengatakan : "Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur". Apakah "Kami" disini berarti Allah dan malaikat Jibril? Apakah malakat Jibril "berfirman" ? atau apakah malaikat Jibril "memaafkan"? Kalau bukan, Allah dengan siapakah "Kami" dalam konteks ayat-ayat ini ? Atau mengapa terkadang Allah menggunakan kata "Ayaatiina (ayat-ayat Kami)" dan terkadang pula Ayaati (Ayat-ayat Ku)" ?
Jawaban yang paling populer adalah, "Ketika Allah menggunakan kata 'Kami', itu berarti pada saat itu Allah melibatkan pihak lain, contohnya melibatkan malaikat Jibril. Dan jika menggunakan kata 'Aku' berarti dalam aktivitasnya merupakan hak prerogatif Allah".
Akan tetapi, bagaimana dengan surah Al-Baqarah ayat 34 yang berbunyi : "dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat ..." atau di surah Al-Baqarah ayat 52 yang mengatakan : "Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur". Apakah "Kami" disini berarti Allah dan malaikat Jibril? Apakah malakat Jibril "berfirman" ? atau apakah malaikat Jibril "memaafkan"? Kalau bukan, Allah dengan siapakah "Kami" dalam konteks ayat-ayat ini ? Atau mengapa terkadang Allah menggunakan kata "Ayaatiina (ayat-ayat Kami)" dan terkadang pula Ayaati (Ayat-ayat Ku)" ?
Ashabul Kahfi dan Kata ke-309
Kisah mengenai para penghuni gua atau ashabul kahfi di dalam Quran di
ceritakan dalam surah Al-Kahfi mulai dari ayat ke-9 sampai ayat ke-25
yang berbunyi
Jumlah kata jika dihitung mulai dari kata pertama ayat ke-9 (dimana cerita Ashabul Kahfi ini dimulai) sampai kata kahfihim (gua mereka) di ayat ke-25, total semuanya ada 308 kata, menjadikan awal kalimat "tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (tsalaasta mi-atin siniina wa-izdaaduu tis'an)" sebagai kata yang ke 309 (tiga ratus dan di tambah sembilan)
[18:25] Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan (walabitsu fi kahfihim tsalaatsa mi-atin siniina wa-izdaaduu tis'an)
Jumlah kata jika dihitung mulai dari kata pertama ayat ke-9 (dimana cerita Ashabul Kahfi ini dimulai) sampai kata kahfihim (gua mereka) di ayat ke-25, total semuanya ada 308 kata, menjadikan awal kalimat "tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (tsalaasta mi-atin siniina wa-izdaaduu tis'an)" sebagai kata yang ke 309 (tiga ratus dan di tambah sembilan)
Friday, March 23, 2012
Pertentangan Waktu Dalam Al-Qur'an: 1000 Tahun vs 50000 Tahun
"Ada pertentangan dalam Al-Qur'an, pertentangan mengenai waktu", Orang yang membaca Al-Hajj ayat 47, As-Sajadah ayat 5 serta Al-Ma'aarij ayat 4 mungkin akan berpikir demikian. “Ada ketidak-konsistenan yang ditunjukkan dari ketiga ayat ini".
Tiga ayat yang dimaksud tersebut memiliki redaksi terjemahan sebagai berikut :
[32:5] Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
[70:4] Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun
[22:47] Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi ('inda) Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
Sementara ayat 22:47 dan 32:5 menyatakan bahwa satu hari adalah sama dengan 1000 tahun, di ayat 70:4 menyatakan bahwa satu hari sama dengan 50 ribu tahun. Jadi, mana yang benar, satu hari = 1000 tahun atau satu hari = 50 ribu tahun?