Thursday, February 23, 2012

Al-Qur'an, Enam, Lebah, dan Laba-Laba

Mendengar kata Al-Quran, lebah, dan laba-laba, yang terlintas di pikiran setiap muslim adalah dua surah di dalam Al-Qur'an, An-Nahl (lebah) dan Al-Ankabut (laba-laba). Namun sebelum membahas mengenai lebah maupun laba-laba, terlebih dahulu akan dibahas mengenai angka enam.

Pada postingan sebelumnya yang berjudul  "Sembilan Belas - Pendeteksi Keaslian Al-Qur'an (klik disini untuk baca)", di bagian checksum ketujuh disebutkan bahwa :
Ada 29 surah dalam Quran yang di awali dengan inisial / fawatih, seperti : alif, lam, mim, ra, shad, nun. Dari ke-29 surah tersebut, surah ke-15 dalam daftar ini adalah surah Al-Ankabut yang merupakan surah ke 29 dalam Quran. Surah ini membagi daftar surah yang memiliki inisial menjadi 2 bagian, 14 surah sebelum surah ini dan 14 surah setelah surah ini


Surah Al-Ankabut dipilih Allah sebagai surah "penengah" bagi semua surah ber-inisial, tentulah Allah menyusunnya tidak secara sembarangan, karena seperti yang disebutkan dalam firman-Nya :
[72:28] dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu...
Al-Ankabut yang berarti laba-laba adalah surah ke 29 dalam Quran. Di surah ini, Allah menyebut kata "laba-laba" dua kali, dua-duanya hanya ada pada 1 ayat, yaitu di ayat ke 41. Dari sinilah pembahasan ini akan berkisar, berfokus pada surah Al-Ankabut.
[29:41] Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.
Beberapa fakta mengenai Surah Al-Ankabut (29) ayat 41 ini terkait hubungannya secara matematis adalah sebagai berikut :
  • 29 adalah bilangan prima yang juga merupakan pasangan prima kembar (29,31). sekedar informasi, prima kembar (twin prime) adalah pasangan bilangan prima yang memiliki selisih 2, seperti (3, 5) atau (5, 7) atau (11, 13).
  • 41 juga merupakan bilangan prima, dan juga merupakan pasangan prima kembar (41,43).
  • 2969 (gabungan no surah : 29 dan banyaknya ayat surah Al-Ankabut : 69) juga merupakan pasangan prima kembar (2969,2971).
  • Disini, bilangan yang diapit oleh pasangan prima kembar (29,31), (41,43), (2969,2971) adalah 30, 42, dan 2970
  • Baik 30 dan 42 dapat dibagi dengan 6.
  • 6 x 5 = 30 dan 6 x 7 = 42, dimana 5 dan 7 adalah bilangan prima dan pasangan prima kembar (5,7) yang bilangan di antaranya adalah 6.
  • 2970 pun dapat dibagi 6. Perhatikan 2970 = 6 x 495, dimana 4+9+5 (dari 459) adalah 18 yang merupakan bilangan tengah pasangan prima kembar (17,19) dan dapat dibagi 6 ( 6 x 3 = 18).

Jadi, Ada apa dengan angka 6 ?

Disini 19 sebagai parity check atau checksum pun berperan dalam menjawab pertanyaan ini.
19, secara geometris, dapat diumpamakan sebagai 19 bola. Apabila 19 bola ini kita susun di lantai atau bidang datar, maka bentuk yang paling stabil adalah bentuk segi-enam atau hexagonal.



Secara definisi bangun,  hexagonal dapat berimpit satu sama lain tanpa ada celah di bidang datar (3 hexagon bertemu di setiap verteks/titik sudut), sehingga sangat berguna dalam membuat rangka konstruksi. Di sel-sel di dalam sarang lebah berbentuk hexagonal pun karena alasan ini dan karena bentuk ini sangat efisien dalam penggunaan ruang dan material bangunan.

Jadi kita lihat bagaimana Allah mengajarkan kepada manusia bagaimana mendesign suatu struktur bagunan yang efisien, rapat dan tahan gempa, sebagaimana lebah membuat sarangnya terdiri dari kumpulan hexagon-hexagon yang terintegrasi. Itu pulalah sebabnya mengapa sarang lebah tetap kuat dan stabil walaupun memperoleh guncangan yang kuat di sekeliling sarangnya.

Khusus mengenai sarang lebah, disebutkan oleh Allah dalam surat An-Nahl ayat 68 :
[16:68] Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia"
Mari kita lihat, bilangan 1668 (dari surah ke 16 ayat 68) merupakan angka tengah dari pasangan prima kembar (1667, 1669) dan juga merupakan kelipatan 6  (6 x 278 = 1668), dimana 2+7+8 (dari 278) adalah 17 yang merupakan pasangan prima kembar (17,19) dengan bilangan tengah 18 yang dapat dibagi 6. Banyak struktur-struktur di alam ini yang secara natural mengikuti pola heksagonal.

Jadi ayat 41 surat Al-Ankabut secara tersirat menyampaikan bahwa, dalam membangun struktur konstruksi , janganlah seperti sarang laba-laba, karena dengan mengikuti pola sarang laba-laba struktur yang dihasilkan tidak begitu kuat. Akan tetapi ikutilah pola hexagon sarang lebah, untuk memperoleh struktur yang stabil dan paling efisien.

Selain itu, terkait dengan angka 6, angka 6 ini merupakan bilangan sempurna pertama. Bilangan sempurna adalah bilangan yang faktor-faktor pembaginya apabila dijumlahkan, akan menghasilkan bilangan itu sendiri. Dalam kasus angka 6, faktor-faktor pembaginya adalah 3,2 dan 1. Apabila tiga angka ini dijumlahkan, menghasilkan 3+2+1=6. Bilangan sempurna kedua adalah 28, yang memiliki faktor pembagi 14,7,4,2,1 dan dimana 14 + 7 + 4 + 2 + 1 adalah 28.

Al-Qur'an dan laba-laba

Kembali ke surah Al-Ankabut ayat 41, yang mengatakan :
[29:41] Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.
Salah satu karakteristik jaring laba-laba itu sendiri adalah memiliki tingkat kekuatan (toughness) yang tinggi, sehingga menjadi benchmark atau acuan di dalam pembuatan serat polimer saat ini. Toughness di sini merupakan istilah material dan metalurgi yang di definisikan kemampuan suatu material untuk menyerap energi dan berubah bentuk secara plastis dan elastis tanpa retak. Akan tetapi, dalam Al-Quran dikatakan dalam surah Al-Ankabut ayat 41 di atas bahwa rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba.

Beberapa hal yang dapat dijabarkan dari surah Al-Ankabut ayat 41 terkait dengan laba-laba adalah sebagai berikut :
  • Penggunaan kata "al-Ankabut" merupakan bentuk single/tunggal. Bentuk jamaknya adalah "al-ankabutat", "al-anakib" atau "al-anakiib". Tidak seperti lebah (an-nahl) dan semut (an-naml) yang di dalam Quran disebutkan dalam bentuk jamaknya, menandakan lebah dan semut adalah makhluk sosial. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa sebagian besar laba-laba memang bukanlah makhluk sosial. Mereka cenderung menyerang dan memangsa satu sama lain bila hidup berkelompok. Kalaupun berkelompok, tidak dalam koloni yang besar, tetapi dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam musim kawin, laba-laba betina memangsa laba-laba jantan di sarangnya setelah melakukan pembuahan. Itulah sebabnya mengapa industri sutra dari jaring laba-laba mengalami kendala. Tidak seperti ulat bulu yang dapat dikumpulkan satu tempat, laba-laba harus dipisahkan satu dengan yang lain agar tidak saling memangsa.
  • Al-Quran menjelaskan bahwa yang bertugas membangun rumah adalah laba-laba betina. Penggunaan kata "al-ankabut" walaupun merupakan bentuk maskulin, namun di ayat ini diikuti oleh kata kerja bentuk feminin ittakhadzat yang berarti "membangun/membuat". Bentuk maskulin dari ittakhadzat adalah ittakhadza. Mengapa di dalam ayat ini menggunakan kata kerja feminin ? Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa yang memintal jaring serta membangun rumah/sarang laba-laba secara umum adalah laba-laba betina, terutama untuk bereproduksi dan menjaga telur-telurnya. laba-laba jantan umumnya menyusun jaringnya untuk keperluan menangkap mangsa.
  • Dikatakan di dalam Al-Qur'an bahwa yang lemah adalah rumahnya, bukan material pembentuknya. Ayat ini sama sekali tidak menyinggung mengenai jaring laba-laba. Yang disebutkan adalah rumah laba-laba, yang merupakan hasil konstruksi dan arsitekturnya, bukan bahan pembuat konstruksi itu sendiri. Seseorang mungkin dapat membuat rumah dari bahan baja atau bahan lain dengan kualitas nomor satu, akan tetapi jika konstruksi dan arsitekturnya lemah, maka rumah tersebut tidak akan mampu melindungi penghuni rumah tersebut. Sama halnya dengan laba-laba, rumahnya yang juga berfungsi sebagai perangkap bagi mangsa-mangsanya, ternyata tidak mampu memberikan ketenangan bagi laba-laba. Tidak mampu melindungi-nya dari panas, hujan dan bahkan mungkin musuh-musuhnya. Beberapa laba-laba terpaksa tinggal di pinggiran sarangnya, bahkan di tempat lain yang bukan sarangnya untuk berlindung. Rumah yang tidak mampu memberikan rasa aman bagi penghuninya inilah yang dikatakan rumah yang lemah. Dan rumah yang paling lemah, yang paling gampang dihancurkan adalah rumah yang dibangun oleh laba-laba, walaupun pada kenyataannya jaring-jaring yang membentuk rumah tersebut dikatakan salah satu bahan yang memiliki toughness yang tinggi.
  • "Awhana buyuti" dalam ayat di atas, selain berarti "rumah yang paling rapuh" juga berarti "rumah yang paling tipis". "Awhana" dapat berarti rapuh dan dapat berarti tipis. Fakta bahwa rumah laba-laba terbuat dari bahan yang sangat tipis, terlepas juga merupakan bahan yang paling kuat, dijabarkan oleh ilmu pengetahuan sekarang, membuat rumah laba-laba sebagai salah satu rumah tertipis yang ada di bumi.  
Jadi tidak ada pertentangan antara Al-Quran dengan ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan datangnya dari Allah, Rabb pencipta segala sesuatu, yang menurunkan Al-Quran dengan ilmu.

Al-Qur'an dan lebah

Setelah membahas laba-laba, kini kita beralih ke surah An-Nahl ayat 68-69 yang memiliki redaksi lengkap :
[16:68-69] Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", kemudian makanlah dari setiap (arabic:kulli) buah-buahan (arabic:tsamarati) dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
  • Penggunaan kata "nahl" untuk menyebutkan lebah dalam Al-Qur'an, menggunakan bentuk jamak, dimana Al-Qur'an mengindikasikan bahwa lebah adalah makhluk sosial yang hidup berkelompok.
  • Kata-kata yang dalam huruf miring yang digarisbawahi dalam kutipan ayat di atas, dalam bentuk arabnya merupakan kata kerja feminin, artinya menunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan di atas dilakukan oleh lebah-lebah betina. Ilmu pengetahuan saat ini menyatakan bahwa pekerjaan membuat sarang, mengurus sarang, mencari makanan dilakukan oleh lebah-lebah betina yang steril (mandul) atau lebah pekerja. Lebah-lebah jantan tinggal di sarang dan bertugas membuahi Ratu lebah.
  • Madu bermacam-macam warnanya, tergantung sumber dari mana madu tersebut di ambil oleh lebah pekerja. Terkait dengan kalimat dalam dalam Al-Qur'an "makanlah dari setiap buah-buahan", kata "kulli" dapat berarti "setiap" atau "semua". Bukan berarti semua jenis buah-buahan diperintahkan kepada lebah untuk dimakan. Pada surat Al-Naml (27) ayat 23, disebutkan mengenai ratu Saba' "... dan dia dianugerahi segala sesuatu (kulli syayin)". Disini "kulli syayin" bukan berarti semua yang ada di bumi, akan tetapi berarti semua yang sang ratu Saba' butuhkan. Begitu pula "kulli" dalam surah An-Nahl ayat 69 ini, berarti semua buah yang dibutuhkan oleh lebah. "Tsamarat" yang di artikan buah disini, memiliki arti yang lebih luas daripada buah seperti apel, pisang, jeruk, dan lain-lain. Untuk buah-buah seperti ini, yang mengandung konteks buah yang dimakan manusia, Al-Qur'an menggunakan istilah "fawkiha" seperti yang digunakan di ayat 23:19, 36:57, 55:11, 55:68, 52:22, 56:20, 56:32, 55:52, 77:42, 80:31, dan lain-lain. Dalam konteks ini, "tsamarat" lebih kepada "buah" atau apa yang dihasilkan dari bunga. Termasuk di dalamnya pula nektar dan pollen, karena nektar dan pollen ini juga merupakan "buah" dari bunga (sesuatu yang dihasilkan oleh bunga). Di bawah adalah foto dari lebah yang memakan anggur (https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKNkajBhSxcLEDn0AEAOLo3tiSMg5AlIyoC55YfhDIEoBLeJkFujBWEB5zbQ8qMQKJeJCq7O4DoPh7UC0xdEfeWi1ojTDv-5i5ghIXPmD1cYEJg3Djb6MZOAyu0-L-B5a51yQ-W0bQLab5/s1600-h/Grape+Eating+Bee.jpg)


  • "Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia", karena madu merupakan salah satu makanan yang mengandung banyak nutrisi dan antioksidan bagi manusia.

[16:69] ... Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

(dari berbagai sumber)

untuk melihat dan mencari ayat-ayat Quran dapat melalui http://www.quranplus.com/
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...