Sunday, February 26, 2012

Blog Site Map


Bumi Tercipta Lebih Dulu Daripada Langit, Sebuah Pernyataan Al-Qur'an

Membahas mengenai asal muasal alam semesta selalu dapat menjadi topik yang menarik karena disinilah kesesuaian antara agama dan ilmu pengetahuan di uji. Agama mungkin menyatakan, akan tetapi ilmu pengetahuan yang akan membuktikan. Setiap kitab suci mungkin menceritakan mengenai bagaimana penciptaan alam semesta, karena dari penciptaan alam semesta itulah semua yang berada di alam "fana" ini bermula, baik dimensi ruang maupun waktu.

Ilmu pengetahuan saat ini sendiri belum dapat sepenuhnya mengungkapkan seluruh proses penciptaan alam semesta dengan bukti-bukti ilmiah, akan tetapi sudah banyak data mengenai alam semesta ini yang diyakini kebenarannya disertai dengan bukti-bukti secara ilmiah, seperti awal keberadaan alam semesta yang berasal dari ledakan besar (big bang), kemudian umur bumi, matahari, bulan, dan bintang-bintang pun telah dapat ditentukan dengan ilmu pengetahuan saat ini.

Sembilan Belas Dalam At-Taubah Ayat 128 dan 129

Surah ke sembilan di dalam Al-Qur'an, yaitu surah At-Taubah (atau di dalam sejumlah hadist disebut juga sebagai surah Bara'ah atau "pelepasan diri") memiliki keunikan sendiri. At-Taubah ini merupakan satu-satunya surah di dalam Al-Qur'an yang tidak di awali dengan basmallah (bismillahi-rrahmani-rrahim) sebagai ayat 0. Keseluruhan surah Bara'ah pewahyuannya di turunkan di Madinah dengan pengecualian kedua ayat terakhirnya, diturunkan di Mekkah, yaitu ayat 128 dan ayat 129.
[Q.S 9:128] Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

[Q.S 9:129] Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung"

Saturday, February 25, 2012

Benarkah Al-Qur'an Berkata Matahari Tidak Menyebabkan Siang ?

Membaca judul postingan ini mungkin sebagian akan berpikir, "bagaimana mungkin? Bukankah orang-orang dari jaman dahulu kala sampai sekarang tahu dan sadar bahwa siang itu ada karena matahari?" Percaya atau tidak, ternyata Al-Qur'an menyatakan hal itu, dan kebenarannya sudah dibuktikan dengan ilmu pengetahuan saat ini. Pernyataan yang dimaksud adalah pada surah Asy-Syams ayat 1-4 :
[91:1] Demi matahari dan cahayanya di pagi hari
[91:2] dan bulan apabila mengiringinya
[91:3] dan siang apabila menampakkannya
[91:4] dan malam apabila menutupinya

Friday, February 24, 2012

Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?

"Apakah Al-Qur'an mengajarkan bahwa tata surya itu geosentris ?" wajar di pertanyakan mengingat banyaknya ayat di dalam Al-Qur'an bahwa matahari, bulan, dan bintang "beredar", tetapi sepertinya tidak ada satupun ayat yang mengatakan dengan jelas bahwa bumi beredar. Jadi, apakah Al-Qur'an menyatakan bahwa tata surya kita itu geosentris, dimana bumi menjadi pusatnya dan matahari, bulan, dan benda langit lainnya mengelilingi bumi? Sementara ilmu pengetahuan saat ini menyatakan bahwa bumi mengelilingi matahari, dan matahari pun beredar bersama-sama galaksi. Manakah yang harus lebih kita percayai, wahyu ataukah ilmu?

Terlebih lagi Al-Quran diturunkan pada masa dimana mayoritas penduduk dunia menganggap bahwa bumi itu tetap, diam, tak bergerak dan matahari serta bulan beredar mengelilingi bumi ke atas dan ke bawah bumi,karena seperti itulah yang terlihat dan dirasakan oleh orang-orang di bumi. Pernyataan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari pada saat diturunkannya Al-Qur’an, tentu saja akan menimbulkan bahan olok-olokan terhadap Islam, dan bahkan kecaman dari beberapa kalangan ahli kitab.

Thursday, February 23, 2012

Bumi itu Datar Menurut Al-Qur'an ?

Bumi itu datar, itulah anggapan sebagian orang-orang terdahulu terhadap bumi, terutama di semenanjung Arab pada zaman Nabi Muhammad SAW. Di saat paham mengenai “bumi itu bulat” yang dipionirkan oleh Phytaghoras (abad 6 SM) dan Aristotle (384-322 BC) mulai berkembang di beberapa belahan bumi, belahan bumi yang lain menganut paham bahwa “bumi itu datar”. Kepercayaan akan bentuk bumi itu sendiri, baik bumi itu datar maupun bulat, masih didasarkan pada pengamatan indera dan argumen-argumen logika, tanpa bukti-bukti ilmiah, sehingga paham tersebut kurang begitu populer dibandingkan dengan paham yang telah dipercaya oleh orang-orang terdahulu jauh sebelum itu. Beberapa mengambil argumen bentuk bumi dengan bersandarkan akan interpretasi akan wahyu, terutama gereja-gereja Nasrani awal dan orang-orang Yahudi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, walaupun konsep “bumi itu bulat” sudah ada pada saat itu, akan tetapi sebagian besar manusia masih percaya bahwa “bumi itu datar”.

Al-Qur'an diturunkan pada masa dimana hampir sebagian besar penduduk semenanjung Arab menganggap bumi itu datar, dan mungkin pemikiran bahwa bumi itu bulat pada saat itu adalah sesuatu hal yang tidak dapat diterima, terlebih ilmu astronomi saat itu tidak populer di kalangan orang-orang Arab. Pada masa sekarang ini, paham “bumi itu bulat” hampir tak terbantahkan. Bukti-bukti nyata, baik melalui pengamatan di bumi bahkan dengan melalui pengamatan langsung di luar angkasa telah disodorkan kepada kita, sehingga paham bahwa “bumi itu datar” sukar untuk dipertahankan. Namun perlu diingat bahwa Al-Qur’an turun tidak dimasa ini, akan tetapi di masa ketika orang-orang masih percaya bahwa bumi itu datar. Bahkan di berbagai tempat di dalam Al-Qur'an dikatakan bahwa bahwa bumi itu di bentangkan dan dihamparkan (dalam bahasa arab-nya dikatakan dengan "faraash", "wasia", "mahd", "basaat", "suttihat", "tahaaha", "dahaaha")

Al-Qur'an, Enam, Lebah, dan Laba-Laba

Mendengar kata Al-Quran, lebah, dan laba-laba, yang terlintas di pikiran setiap muslim adalah dua surah di dalam Al-Qur'an, An-Nahl (lebah) dan Al-Ankabut (laba-laba). Namun sebelum membahas mengenai lebah maupun laba-laba, terlebih dahulu akan dibahas mengenai angka enam.

Pada postingan sebelumnya yang berjudul  "Sembilan Belas - Pendeteksi Keaslian Al-Qur'an (klik disini untuk baca)", di bagian checksum ketujuh disebutkan bahwa :
Ada 29 surah dalam Quran yang di awali dengan inisial / fawatih, seperti : alif, lam, mim, ra, shad, nun. Dari ke-29 surah tersebut, surah ke-15 dalam daftar ini adalah surah Al-Ankabut yang merupakan surah ke 29 dalam Quran. Surah ini membagi daftar surah yang memiliki inisial menjadi 2 bagian, 14 surah sebelum surah ini dan 14 surah setelah surah ini

Al-Qur'an dan Teorema Sembilan Belas

Suatu Teorema dalam matematika mengenai bilangan 19 ini mengatakan :
 Assume you have a pair of two-digit numbers, x and y, where x consists of digit a and b, y consists of digit c and d, such that a, b, c and d are nonzero. If x + y = ab + cd = 100, then a + b + c + d = 19
Pada postingan sebelumnya telah diuraikan mengenai keistimewaan 19 dalam Al-Qur'an (klik disini untuk baca) , sebagaimana yang di sebutkan dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 :
[74:30] Di atasnya ada sembilan belas

Wednesday, February 22, 2012

Membuat Surah yang Menyamai Al-Qur'an? Siapa Takut!

Berani menerima tantangan Allah?
Allah memberikan tantangan abadi-Nya kepada seluruh manusia yang merasa mampu untuk memenuhi tantangan tersebut. Tantangan tersebut dengan berani Allah utarakan kepada seluruh manusia dan jin di dalam firman-Nya :
[2:23] Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surah (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
[10:38] Atau (patutkah) mereka mengatakan: "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."

Tuesday, February 21, 2012

Sembilan Belas - Pendeteksi Keaslian Al-Qur'an

Dalam kehidupan sehari-hari, tanda tangan ataupun sidik jadi digunakan sebagai pengenal keaslian seseorang. Dengan menandatangai suatu dokumen, atau dengan memberikan cap sidik jari kepada suatu dokumen, maka dapat dipastikan apakah memang dokumen tersebut disetujui oleh kita atau bukan.

Dalam ilmu komputer ada yang dinamakan checksum atau CRC. Mungkin kita pernah men-zip men-rar suatu file atau folder dikomputer. Ketika kita membuka suatu file zip atau rar, kadang-kadang kita memperoleh error "checksum CRC error". Itu artinya file zip atau rar kita corrupt, ada yang mengubah isi file tersebut, sehingga file tersebut dianggap tidak asli lagi dan akhirnya tidak bisa dibuka.