Monday, July 11, 2016

Pembentukan Susu Dalam Al-Qur'an : Dari Antara Kotoran dan Darah

Al-Qur'an merupakan salah satu kitab suci yang banyak membicarakan mengenai "proses". Salah satunya adalah proses mengenai bagaimana susu terbentuk pada hewan-hewan ternak. Proses yang mungkin telah diketahui luas di masa sekarang, namun menjadi misteri pada masa ketika diturunkannya 14 abad yang lalu. Pada saat itu, tidak ada yang mengetahui bagaimana seekor sapi mampu menghasilkan susu, yang merupakan salah satu minuman yang paling banyak diminum pada masa itu. Al-Qur'an menjelaskan hal ini dalam satu ayat, surah An-Nahl (16) ayat 66 :

[16:66] Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.

Dikatakan dalam ayat di atas bahwa susu terbentuk antara tahi (kotoran) dan darah. Apa maksudnya Al-Qur'an mengatakan demikian ? Bagaimana mungkin susu di hasilkan berada di antara tahi dan darah ? Menjawab pertanyaan ini di mulai dengan melihat kenyataan bahwa banyak istilah-istilah yang diketahui oleh orang-orang pada masa ini akan tetapi tidak diketahui oleh orang-orang di masa lalu.

Wednesday, April 2, 2014

Al-Ahzaab 4 : Manusia dan dua jantung ?

Jika dalam surah Al-Hajj (22) ayat 46, Allah di dalam Al-Qur'an menyatakan bahwa jantung memiliki sistem syaraf independen sebagaimana layaknya otak yang dapat belajar, mengingat, bahkan merasakan dan memahami (silakan baca postingan : Al-Qur'an Menyatakan Jantung Pun Berfikir (klik disini untuk baca) ), maka terkait dengan jantung, Allah melalui Al-Qur'an surah Al-Ahzaab (33) ayat 4 menyatakan pernyataan yang terjemahannya sebagai berikut :
[33:4] Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati (qalbayni) dalam rongganya ...
Satu pernyataan pendek dalam Al-Qur'an dalam surah Al-Ahzaab (33) ayat 4 di atas memiliki makna yang luas jika di coba untuk dipahami. Hati pada ayat di atas bahasa arabnya adalah qalb (yang digunakan dalam ayat ini dalam bentul dual qalbayni), yang juga dapat berarti jantung. Harap dibedakan antara hati disini dengan hati (liver) yang merupakan salah satu anatomi dalam sistem pencernaan. Sebagaimana halnya beberapa bahasa di dunia, seperti misalnya bahasa Inggris, yang mana heart dapat berarti hati dan dapat pula berarti jantung, dalam bahasa Arab qalb dapat berarti hati dan dapat pula berarti jantung. Pertanyaannya : Mengapa Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua buah jantung ?

Sunday, March 9, 2014

Al-Baqarah 187 : Berbuka Puasa Itu Saat Maghrib Ataukah Malam ?

Di dalam Islam, waktu seorang muslim berpuasa di satu hari, ditentukan oleh Allah sebagaimana di sebutkan di dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 187 yang redaksi terjemahan bahasa Indonesianya adalah sebagai berikut :
[2:187] Dihalalkan bagi kamu pada malam hari (ketika) puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
Dari ayat di atas, disebutkan bahwa waktu berpuasa seorang muslim dimulai ketika telah terlihat benang putih (cahaya matahari terbit) dari benang hitam (malam), yang diperjelas lagi dilanjutan ayat tersebut, yaitu fajar atau subuh. Kemudian seorang muslim berkewajiban menyempurnakan puasanya sampai tiba waktu malam, yang pada prakteknya, sebagian orang muslim di dunia berbuka di waktu maghrib.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa umat muslim berbuka di waktu magrib, padahal di dalam Al-Qur'an jelas di sebutkan "... tsumma atimmuuu ash-shiyaama ilaa al-layli - kemudian sempurnakan puasamu hingga (datang) malam...". Bukankah malam itu adalah ketika hari sudah gelap ?

Sunday, June 2, 2013

Misteri Samiri di Zaman Musa

Salah satu kisah nabi Musa dan bani Israel yang terkenal disebutkan di dalam Al-Qur'an, selain kisah Fir'aun dan Haman (silakan klik dan baca :  "Fir'aun dan Pengakuan Sebagai Tuhan" dan "Haman dan Menara yang Mencapai Langit"), adalah kisah penyembahan bangsa Israel kepada patung anak lembu buatan Samiri sepeninggal Musa. Kisah ini dijabarkan di dalam surah Thaahaa ayat 85-99. Kisah ini menjadi salah satu perdebatan di antara kalangan ahli kitab, karena pengisahan yang berbeda dengan apa yang disampaikan Alkitab Perjanjian Lama atau Tanakh. Di dalam Alkitab tidak disebutkan adanya sosok Samiri sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pembuatan patung anak lembu yang kemudian di sembah oleh bangsa Israel. Sebaliknya di dalam kitab Keluaran pasal 32 disebutkan bahwa yang membuat patung anak lembu untuk disembah oleh bangsa Israel adalah Harun, saudara Musa.

Di dalam Alkitab sendiri, Samiri muncul di dalam kitab II Raja-raja pasal 17 ayat 29 yang mengacu kepada bangsa Samaria yang menyembah berhala. Bangsa dan kota Samaria sendiri, menurut Alkitab, baru ada beberapa ratus tahun setelah Musa dan ketika Musa hidup, belum ada bangsa dan orang Samaria.

Tuesday, March 26, 2013

Jalinan Langit Dalam Pandangan Al-Qur'an

Dari postingan-postingan sebelumnya telah dibahas bagaimana ketika Allah mengadakan sumpah atas nama ciptaan-Nya, pastilah ada makna tersirat dibalik pernyataan sumpah tersebut. Seperti yang disebutkan dalam postingan "Langit yang Bersiklus dan Bumi yang Patah (klik disini untuk baca)" bagaimana ketika Allah bersumpah demi langit dan bumi, ternyata memiliki makna tersirat yang bersesuaian dengan apa yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan saat ini. Dalam postingan kali ini akan di bahas mengenai sumpah Allah yang lain yang terdapat dalam surah Adz-Dzaariyaat ayat 1-4 di bawah :
[51:1] Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya (waldzaariyaati dzarwan)
[51:2] dan awan yang mengandung hujan (falhaamilaati wiqran)
[51:3] dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah (faljaariyaati yusraan)
[51:4] dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan (falmuqassimaati amran)

Sunday, March 3, 2013

Metode Pendeteksi Kebohongan Menurut Al-Qur'an

Allah di dalam Al-Qur'an banyak menjelaskan mengenai tanda-tanda orang-orang kafir dan munafik. Di banyak tempat dikatakan bahwa kita dapat melihat kebohongan dan kemunafikan mereka dapat dilihat melalui tanda-tandanya. Namun siapa yang dapat mengira, apa yang disampaikan di dalam Al-Qur'an 14 abad yang lalu, telah di aplikasikan dimasa sekarang sebagai metode untuk mendeteksi kebohongan seseorang. Al-Qur'an, dengan menggunakan bahasa dan pemilihan kata yang mampu di terima oleh orang-orang pada masa diturunkannya dan tetap dapat diterima dimasa sekarang serta dapat dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan, menjelaskan adanya lima metode yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kebohongan seseorang.

Kelima metode tersebut adalah sebagai berikut :

Thursday, February 28, 2013

Islam dan Gerhana

Jika pada masa sekarang gerhana merupakan suatu fenomena alam yang tergolong biasa, meskipun menakjubkan, baik gerhana matahari maupun bulan, dan asal terjadinya telah diketahui oleh semua orang, kenyataan yang berbeda terjadi di masa dahulu disaat ilmu pengetahuan belum berkembang. Gerhana sering dikaitkan dengan berbagai kekuatan supernatural dan mistis. Ada kepercayaan yang mengaitkan gerhana dengan kelahiran seseorang yang agung ataupun kematian seseorang yang penting, ada pula yang mempercayai terjadinya gerhana akan membawa kekuatan jahat tertentu dan beberapa kepercayaan mempercayai mitos mengenai bulan ataupun matahari yang dimakan dan ditelan oleh hewan-hewan buas mistis untuk beberapa saat.

Islam hadir ditengah-tengah masyarakat yang mempercayai hal semacam itu. Masyarakat Arab Quraish saat itu mempercayai gerhana terjadi karena kelahiran atau kematian seseorang yang penting. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah yang Islam katakan mengenai gerhana ? Adakah di dalam Al-Qur'an maupun Hadist yang mengatakan mengenai gerhana, yang tidak bertentangan dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan dimasa kini ? Padahal Islam hadir ditengah-tengah masyarakat yang percaya akan adanya fenomena supernatural di balik terjadinya gerhana.

Sunday, February 24, 2013

Langit yang Bersiklus dan Bumi yang Patah

Pemilihan kata, sebagaimana yang dikatakan dalam postingan-postingan sebelumnya, selalu menjadi salah satu bukti argumen yang menjadikan Al-Qur'an benar datangnya dari Allah. Mengapa? Karena suatu kitab suci tidak boleh bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan hukum alam pun datangnya dari Allah, sehingga suatu kitab suci tidak boleh bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Hal ini membuat suatu kitab suci, ketika menjelaskan mengenai alam, harus dapat diterima oleh manusia dimana ketika diturunkan, maupun oleh manusia dimasa sekarang. Al-Qur'an bukanlah kitab ilmu pengetahuan, akan tetapi Al-Qur'an adalah kitab yang menjelaskan, kitab tanda-tanda/ayat-ayat. Dalam hal ini, pemilihan kata menjadi kekuatan Al-Qur'an. Sesuatu yang ditafsirkan berbeda oleh orang-orang dimasa lalu tetap tidak bertentangan dengan penafsiran arti literalnya dimasa sekarang dimasa ilmu pengetahuan berhasil membuktikannya.

Salah satu contohnya adalah yang dinyatakan Al-Qur'an dalam surah Ath-Thaariq (86) ayat 11 dan 12 dimana dalam kedua ayat ini Allah bersumpah demi langit dan bumi, yang terjemahan bahasa Indonesianya adalah sebagai berikut :
[86:11] Demi langit yang mengandung hujan (wal-samaa-i dzaati l-raj'i)
[86:12] dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan (wal-ardhi dzaati l-shad'i)

Monday, January 14, 2013

Struktur Otak Manusia Dalam Al-Qur'an

Apakah Al-Qur'an membicarakan ataukah mengisyaratkan sesuatu mengenai otak manusia ? Jika di dalam postingan "Al-Qur'an Menyatakan Jantung Pun Berpikir (klik disini untuk baca)" dijelaskan bagaimana Al-Qur'an secara tersirat menyatakan bahwa jantung pun memiliki "otak", apakah mungkin jika Al-Qur'an mengisyaratkan mengenai otak itu sendiri ? Otak merupakan salah satu bagian yang terpenting pada manusia karena merupakan bagian yang berfungsi mengatur dan mengolah segala yang ditangkap oleh panca indera manusia. Pengetahuan dalam mengungkapkan misteri "otak" itu sendiri baru ada dalam beberapa dekade terakhir ini, dan pengetahuan mendalam mengenai struktur dan fungsi otak ini belum dikenal di jaman dahulu, termasuk pada jaman nabi Muhammad SAW dan ketika Al-Qur'an diturunkan. Yang dikenal adalah istilah aqal, yaitu berpikir dengan kepala. Apa yang ada di dalam kepala serta bagian-bagian serta fungsinya masing-masing belum diketahui pada masa tersebut. Hal ini membawa kembali kepada pertanyaan, apakah Al-Qur'an, tersirat ataupun tersurat, mengisyaratkan mengenai struktur otak manusia ?

Sunday, January 6, 2013

Haman dan Menara Yang Mencapai Langit

Melanjutkan postingan "Fir'aun dan Pengakuan Sebagai Tuhan (klik disini untuk baca)",  di dalam postingan kali ini akan membahas mengenai Haman, sang wakil dari Fir'aun, yang namanya di sebutkan 6 kali di dalam Al-Qur'an. Sebagaimana yang telah disebutkan di awal postingan "Fir'aun dan Pengakuan Sebagai Tuhan (klik disini untuk baca)", bahwa terdapat beberapa informasi mengenai Fir'aun di zaman Musa yang diinformasikan oleh Al-Qur'an yang tidak terdapat di kitab-kitab sebelumnya (Tanakh atau Perjanjian Lama). Informasi tersebut adalah :
  • Fir'aun menganggap dirinya sebagai tuhan
  • Fir'aun memiliki orang kepercayaan yang bernama atau dijuluki Haman 
  • Kisah tentang keinginan fir'aun membangun menara untuk melihat Tuhan
Jika poin yang pertama telah dicoba untuk dikupas pada postingan sebelumnya, maka kali ini akan dicoba dibahas mengenai siapakah Haman, orang kepercayaan Fir'aun ? Bagaimana dengan informasi di dalam Al-Qur'an yang menyatakan keinginan Fir'aun untuk melihat Tuhan Musa dan kaitannya dengan Haman ?

Haman sendiri di dalam Al-Qur'an disebutkan sebagai orang yang bersalah dan menentang, yang dinyatakan di dalam ayat-ayat berikut :