[Q.S 19:27] Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah membawa perkara yang berat.Di dalam Alkitab dikatakan Amram dan Yokhebed dari keturunan Lewi, memperanakkan Miryam, Musa dan Harun. Sehingga sering dikatakan bahwa nabi Muhammad SAW salah mengira Maryam ibu Yesus sebagai Miryam saudara Harun dan anak Amram (Imran dalam bahasa Arab) di jaman Musa, sehingga terjadi kesalahan demikian di dalam Al-Qur'an.
[Q.S 19:28] Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",
[Q.S 19:29] maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?"
[Q.S 19:30] Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab dan Dia menjadikan aku seorang nabi.
Dengan latar belakang ini, maka postingan ini dibuat, bukan sebagai bahan perdebatan ataupun saling menyalahkan, tetapi berupaya memberikan informasi mengenai maksud dari surah Maryam ayat 28 tersebut diatas sehingga lebih jelas maksudnya.
Menjelaskan dengan membandingkan antara Al-Qur'an dan Alkitab tentu saja di rasa kurang sesuai, karena ayat ini bukanlah yang ayat pertama dimana terjadi perbedaan antara Al-Qur'an dengan Alkitab. Banyak hal-hal lain dimana keterangan Al-Qur'an berbeda dengan keterangan Alkitab, misalnya mengenai kenabian dan penyaliban nabi Isa a.s (Yesus). Dan tentu saja baik Al-Qur'an dan Alkitab, masing-masing dari keduanya memiliki umat yang percaya akan kebenarannya masing-masing. Oleh karena itu pembahasan ini akan dibagi menjadi dua bagian, satu dilihat dari persfektif Al-Qur'an, kedua dilihat dari persfektif Alkitab.
Penjelasan dari perspektif Al-Qur'an
Masalah ini sebetulnya bukan masalah baru, akan tetapi bahkan telah diketahui sejak jaman nabi Muhammad SAW sendiri. Di dalam sebuah hadist di riwayatkan dalam sahih muslim [kitab Perilaku Umum, hadist no. 3962] bahwa:
Mughirah ibn Shu`bah berkata "Ketika aku datang ke Najran, mereka (kaum Nasrani Najran) bertanya kepadaku : engkau membaca "hai saudara perempuan harun" di dalam Al-Qur'an, padahal Musa lahir jauh sebelum Isa. Ketika aku kembali kepada Rasulullah, aku bertanya kepada beliau tentang itu, yang dijawab oleh beliau, "orang-orang (dijaman dahulu) biasa memanggil nama dengan julukan nama-nama nabi dan orang-orang saleh sebelum mereka" ".Jadi jelas bahwa surah Maryam ayat 28 di atas tidak mengindikasikan bahwa Maryam adalah saudara perempuan Harun secara literal, akan tetapi hal tersebut merupakan julukan terhadap Maryam, yang penjelasan lebih lanjut akan di bahas di bawah pada bagian persferktif Alkitab.
Di tinjau dari Al-Qur'an sendiri, kita dapat memperoleh informasi bahwa :
- Dalam Al-Qur'an tidak ada ayat yang menginformasikan bahwa nabi Musa memiliki bapak bernama Imran maupun saudara perempuan bernama Miryam. Bahkan Al-Qur'an ketika menyebutkan saudara perempuan Musa di dalam surah Al-Qashash (28) ayat 11, menghindari menyebutkan namanya, dengan maksud untuk menghindari kerancuan antara Miryam saudara perempuan Musa, dengan Maryam ibu dari Isa a.s (Yesus), wallahu a'lam.
- Surah Maryam secara jelas menceritakan mengenai zaman nabi Zakaria a.s, bukan zaman nabi Musa a.s.
- Al-Qur'an bercerita jauh lebih banyak mengenai nabi Musa a.s di bandingkan saudaranya nabi Harun a.s, sehingga jika memang terjadi kesalahan pengutipan dalam Al-Qur'an, maka lebih sesuai jika kalimat di atas adalah Maryam saudara perempuan Musa, daripada Maryam saudara perempuan Harun.
- Surah Ali Imran (Keluarga Imran) di dalam Al-Qur'an secara jelas bercerita mengenai suatu keluarga yang bukan di jaman nabi Musa a.s, yang mana menurut keterangan Alkitab bahwa Imran (Amram) adalah bapak biologis dari Musa. Sekali lagi, keterangan bahwa Imran atau Amram adalah ayah nabi Musa a.s hanya ada di dalam Alkitab, tapi tidak disebutkan mengenai hal ini di dalam Al-Qur'an.
- Di banyak tempat dalam Al-Qur'an, penggunaan kata "saudara" tidak harus berarti saudara kandung, seperti dalam surah Al-A'raaf (7) ayat 85 mengatakan " Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara laki-laki mereka, Syuaib" atau surah Hud (11) ayat 61 menyebutkan "Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara laki-laki mereka, Saleh"
Penjelasan dari perspektif Alkitab
Walaupun menurut Alkitab kitab Bilangan pasal 26 ayat 59 di sebutkan bahwa Amram dan Yokhebed memperanakkan Harun, Musa, dan Miryam, namun tidak ada satupun, baik dalam silsilah Yesus menurut kitab injil Matius 1:1-17 maupun silsilah Yesus menurut kitab injil Lukas 3:23-38 , yang menyebutkan secara eksplisit mengenai orang tua Maryam/Maria.
[Bil 26:59] Dan nama isteri Amram ialah Yokhebed, anak perempuan Lewi, yang dilahirkan bagi Lewi di Mesir; dan bagi Amram perempuan itu melahirkan Harun dan Musa dan Miryam, saudara mereka yang perempuan.
Orang-orang Israel pada zaman Maria (Maryam), memanggil keturunan langsung imamat Israel dengan julukan "anak Harun", karena Harun adalah Imam besar Israel pertama, dan merupakan keturunan lewi (levi). Itulah sebabnya kitab ketiga dari perjanjian lama Alkitab, yaitu kitab Imamat, disebut juga dengan Leviticus. Hal ini dapat dilihat misalnya Elisabeth, sepupu Maria, yang juga istri dari Zakharia, yang di panggil dengan "anak perempuan harun" (daughters of Aaron) pada kitab injil Lukas 1:5.
[Luke 1:5] There was in the days of Herod, the king of Judea, a certain priest named Zacharias, of the division of Abijah. His wife [was] of the daughters of Aaron, and her name [was] Elizabeth. (New King James Version Bible -- Dalam terjemahan bahasa Indonesia di artikan sebagai "keturunan Harun")"daughters" dari "daughters of Aaron" ini berasal dari kata dalam naskah injil berbahasa Yunani "yugathr/thugater", yang artinya "anak perempuan" (naskah injil tertua yang ada adalah dalam bahasa Yunani). Pemberian julukan "anak perempuan Harun" kepada Elisabeth ini karena dia berada pada garis keturunan imamat /lewi, yang juga merupakan keturunan imam besar Israel pertama, yaitu Harun, sehingga dikatakan Elisabeth sebagai "anak perempuan Harun", walaupun Harun berada beberapa generasi sebelum Elisabeth.
Sebutan lain misalnya penyebutan "anak Daud " bagi Yesus, dalam kitab Matius pasal 21 ayat 9 :
[Mat 21:9] Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!""Anak Daud" disini bukan berarti anak Daud secara literal, akan tetapi merupakan keturunan Daud. Penyebutan ini ada karena orang-orang Israel pada saat itu lazim memanggil orang-orang saleh di antara mereka dengan menyebut nama nabi atau orang-orang saleh dari generasi sebelum mereka.
Bahkan Abram (Ibrahim) memanggil Lot (Luth) dengan sebutan saudara (brother), dalam kitab Kejadian pasal 13 ayat 8 :
way·yō·mer ’aḇ·rām ’el-lō·wt 'al-na tə·hî mə·rî·ḇāh bê·nî ū·ḇê·ne·ḵā ū·ḇên rō·‘ay ū·ḇên rō·‘e·ḵā kî-’ă·nā·šîm ’a·ḥîm ’ă·nā·ḥə·nū ( Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. )"kî (karena) ’ă·nā·šîm (kita) ’a·ḥîm (saudara laki-laki) ’ă·nā·ḥə·nū (sendiri/ourselves)" artinya "karena kita sendiri adalah saudara". Disini digunakan bahasa ibrani ’a·ḥîm yang artinya bersaudara laki-laki, padahal menurut kitab Kejadian pasal 11 ayat 27, Lot adalah keponakan dari Abram. ’a·ḥîm disini bukan berarti bersaudara secara literal, tetapi bersaudara dari segi keturunan, karena Lot adalah anak dari Haran yang merupakan saudara Abram dari Terah.
Jadi bahkan menurut Alkitab sendiri, memanggil seseorang dengan sebutan "anak dari" atau "saudara dari" belum tentu merupakan keluarga satu generasi.
Lalu pertanyaannya, apakah penyebutan Maria (Maryam) dengan sebutan "saudara perempuan Harun (ukhta haarun)" salah ?
Kesimpulan
Menurut surah Ali Imran ayat 35-37 diceritakan bahwa ketika mengandung Maryam, Istri Imram bernazar akan menjadikan anaknya itu untuk berkhidmad di Bait Suci, menjadi pengurus rumah Tuhan. Walaupun ternyata anak yang dilahirkan tersebut ternyata perempuan, nazar tersebut tetap dilaksanakan, sehingga jadilah Maryam tinggal di dalam Mihrab, mengurus bait Suci, dengan pemeliharaan dari Zakaria yang saat itu menjadi imam besar.
[Q.S 3:35] (Ingatlah), ketika istri Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitulmakdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".Maryam sendiri diketahui bukan dari keturunan Lewi (Levi), dengan kata lain bukan dari keturunan imamat, akan tetapi keturunan Yehuda (Judah), saudara kandung Lewi dari Yakub, yang kemudian akan menurunkan Daud (David), sehingga kemudian anak dari Maryam, yaitu 'Isa (Yesus) di sebut oleh orang-orang Israel sebagai anak Daud (menurut Alkitab). Hal ini menyebabkan Maryam tidak dapat dipanggil sebagai "anak perempuan Harun" karena Harun merupakan keturunan Lewi, sedangkan Maryam merupakan keturunan Yehuda.
[Q.S 3:36] Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk."
[Q.S 3:37] Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.
Disebutkan di dalam Alkitab kitab Lukas 1:36 :
[Luk 1:36] "Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu (syngenis), iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.""Sanak" disini ditulis dalam alkitab versi Yunani adalah syngenis (seperti yang telah disebutkan di atas, naskah injil tertua yang ada adalah dalam bahasa Yunani). Syngenis di sini berarti "kerabat" atau "memiliki hubungan kekeluargaan", dalam arti luas, tidak harus kerabat dekat seperti sepupu, sehingga walaupun Elisabet adalah keturunan Lewi, bisa jadi Maryam yang juga kerabatnya bukan keturunan Lewi, akan tetapi berkerabat melalui pernikahan dari orang tua atau leluhurnya. Salah satu penjelasan hal ini dari sumber Kristiani mengenai hubungan kekerabatan Maryam dan Elisabet, yang menjelaskan mengapa dalam persferktif Kristiani, walaupun mereka berdua berkerabat akan tetapi Maryam adalah keturunan Yehuda walaupun Elisabet adalah keturunan Lewi, dapat dilihat di http://www.3amthoughts.com/article/people-and-places/mary-and-elizabeth.
Dilihat dari persfektif Alkitab, hal ini dikuatkan dengan perkataan malaikat di ayat sebelumnya yaitu Lukas 1:32 yang mengatakan bahwa bapak leluhur Yesus adalah Daud (David) yang menjadikan Maryam pun merupakan keturunan Daud, bukan Lewi.
[Luk 1:32] Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya
Akan tetapi Maryam dikenal di masanya karena kesalehannya, dan walaupun dia bukanlah seorang Lewi, akan tetapi dia pun ikut mengurus Bait Suci sebagaimana layaknya seorang Lewi, sehingga akhirnya dia dijuluki orang orang-orang Israel disekitarnya saat itu sebagai "saudara perempuan Harun" (sister of Aaron), karena secara garis keturunan, Yehuda adalah saudara dari Lewi, dan Harun adalah imam besar Israel pertama, yang merupakan keturunan Lewi, dimana dia dan keturunannya bertugas mengurusi Bait Suci.
Istilah "saudara perempuan" bagi perempuan yang mengurus rumah Tuhan masih digunakan sampai sekarang. Dalam tradisi Katolik, perempuan yang mendedikasikan hidupnya untuk mengurusi agama dan rumah Tuhan dinamakan dengan "sister" (atau "suster" dalam bahasa Indonesia).
Demikian penyebutan Maryam oleh orang-orang Israel dengan sebutan "saudara perempuan Harun" di dalam Al-Qur'an bukanlah suatu kesalahan, akan tetapi bahkan sesuai dengan hadis nabi Muhammad SAW bahwa orang-orang dahulu sering memanggil dan menghubungkan seseorang dengan nama orang-orang saleh sebelum mereka, dan juga karena Maryam bukanlah seorang lewi walaupun dia pun mengurusi Bait Suci.
Mengenai mengapa kebetulan terjadi, jika menurut Al-Qur'an Maryam ibu 'Isa (Yesus) adalah anak dari Imran, dan menurut Alkitab Miryam atau Maryam adalah anak dari Amran (Imran) yang juga merupakan bapak dari Musa, hal ini bukanlah hal yang baru bagi kalangan orang Israel terdahulu dalam memberi nama menyerupai nama-nama orang saleh terdahulu, seperti yang terdapat dalam Alkitab kitab Matius 1:16 yang menyatakan Yusuf suami Maria merupakan anak dari Yakub. Tentu saja Yakub dan Yusuf disini bukanlah nabi Yakub dan Yusuf di jaman sebelum Musa, walaupun kedudukannya disini sama-sama sebagai bapak dan anak.
Yang jelas, di dalam Al-Qur'an walaupun menyebutkan dengan jelas bahwa ayah dari Maryam ibu 'Isa adalah Imran, akan tetapi Al-QUr'an tidak pernah menyebutkan siapa nama bapak dari Musa dan bahkan tidak menyebutkan siapa nama saudara perempuan Musa walaupun frasa "saudara perempuan Musa" disebutkan yaitu di Q.S 28:11, yang menyebabkan di dalam Al-Qur'an sendiri tidak ada pertentangan mengenai hal ini.
Wallahu a'lam.
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
Dari berbagai sumber
Narrated Abu Huraira:
I heard Allah's Apostle saying, "I have been sent with Jawami al-Kalim (i.e., the shortest expression carrying the widest meanings), and I was made victorious with awe (caste into the hearts of the enemy), and while I was sleeping, the keys of the treasures of the earth were brought to me and were put in my hand." Muhammad said, Jawami'-al-Kalim means that Allah expresses in one or two statements or thereabouts the numerous matters that used to be written in the books revealed before (the coming of) the Prophet .
(Translation of Sahih Bukhari, Volume 9, Book 87, Number 141)
untuk melihat dan mencari ayat-ayat Quran dapat melalui http://www.quranplus.com/
panduan kata per kata dapat menggunakan http://corpus.quran.com/wordbyword.jsp